Sabtu, 30 Juli 2011

KPK Jangan Bubar.. Korupsi Dimaafkan, Wani Piro?

Kemarin(29/7) lagi-lagi Si Juki berulah. Seperti yang dikutip dari Metro pagi hari ini masalah wacana pembubaran KPK,








"Jadi kalo memang tidak ada lagi di negara ini, yang bisa di percaya, udahlah kita mulai dengan yang baru. Tiga hal tadi, kita bermaaf-maafan secara nasional, kita mengundang semua koruptor pulang, uangnya bawa kembali ke Indonesia, kenakan pajak, kemudian kedepannya tidak ada lagi transaksi uang tunai, semua harus memalui sistem perbankan ... ."

Banyak orang langsung panas denger pernyataan beliau. Di portal-portal berita seperti di Yahoo News, banyak komentar yang isinya mamaki-maki. Emang sih, perkatannya terlihat ngawur dan sangat mengejutkan perkataan seperti itu terlontar dari mulut Juki dilihat kapasitasnya sebagai KETUA DPR.
Tapi coba kita kaji lebih dalam. Sebetulnya pernyataan tersebut merupakan sindiran yang sangat menohok bagi segenap elemen bangsa dan negara INA, ga cuma bagi pejabat-pejabat teras atas.

Kita bedah satu persatu perkatan Si Juki. 
"Jadi kalo memang tidak ada lagi di negara ini, yang bisa di percaya, udahlah kita mulai dengan yang baru. Tiga hal tadi, kita bermaaf-maafan secara nasional, kita mengundang semua koruptor pulang, uangnya bawa kembali ke Indonesia, ... ."


Loh apa yang salah?? Tuhan aja Maha Memaafkan, sama Tuhan aja dimaafkan, masak sama kita ga dimaafkan, lagian udah mau masuk Ramadhan nih. ehehe.. Tapi maaf ga sembarang maaf, syaratnya BALIKIN UANGNYA!! dan WANI PIRO??? ahaha..


Kembali ke topik, terutama ke masalah pembubaran KPK.. 
Berikut adalah kutipan Akbar Faizal kepada Kompas
"Itu mungkin karena kedongkolan dia (Marzuki Alie). Korupsi sudah sangat luar biasa dan sampai pada tulang sumsum Indonesia," 
Akbar mengatakan, pihaknya mencoba memahami kekecewaan Marzuki Alie yang merasa kinerja KPK tidak maksimal. Banyaknya kasus besar mandek di tangan KPK, ujar Akbar, kini mendapatkan jawaban lantaran dalam tubuh lembaga KPK terdapat orang-orang yang terlibat dalam kasus itu sendiri. Pihaknya berharap, orang-orang yang nantinya menduduki jabatan penting di KPK adalah orang yang mampu membuka mata dan terlepas dari kaitan politik.

Menurut saya pernyataan Si Juki ada benernya. Korupsi itu sudah lebih dari sebuah budaya di negeri ini. Malah saya bilang Korupsi itu suatu mata pencaharian, pekerjaan, profesi, bahkan rezeki.. Saya mau bilang, Tuhan ngasih jalan rezeki orang lewat jalannya masing-masing. Kalo memang rezeki seseorang itu lewat korupsi, mau gimana lagi!? Orang bisa korupsi kan butuh usaha, butuh sekolah, butuh kuliah, butuh jadi pejabat. Maka korupsi menjadi buah atas usaha mereka. Lantas orang-orang yang ga bisa korupsi gimana nasibnya? Berarti mereka belum berusaha. Oiya, emang ga semua sih, tapi kadang, orang-orang yang triak anti korupsi itu bukan orang yang tidak setuju korupsi, melainkan orang-orang yang tidak bisa korupsi...

Di negeri yang sangat kental dengan KKN ini, kita berpikir realistis aja lah. Memang idealis dan realistis bagai dua muka koin yang bertolah belakang, idealis kita dituntut mengisi presensi sesuai kehadiran, tapi realitanya peraturan kadang memaksa untuk titip absen. Idealnya, kalo kena tilang itu selesaikan di sidang, tapi cumah nambah 10-20 ribu dari harga sidang kasus bisa slesai di tempat kok. Maka disitulah tetep perlu adanya peran KPK, KOMISI PEMERATAAN KORUPSI. Supaya Korupsi tetap bisa dinikmati dari segala lapisan masyarakat.



UPDATE!! Sumber: KASKUS

PANCAGILA
1. Keuangan yang maha esa
2. Korupsi yang adil dan merata
3. Persatuan mafia hukum indonesia
4. Kekuasa'an yang di pimpin oleh nafsu kebejatan dalam persekongkolan dan kepura pura'an 
5. Kenyamanan sosial bagi seluruh pejabat dan wakil rakyat



Sebagai bahan koreksi saja, Melihat suatu pernyataan dari sisi yang berbeda.
Sekian, terimakasih!

1 komentar: