Jumat, 12 Agustus 2011

Riset dan Kemandirian Bangsa

Terinspirasi dari tulisan B.J. Habibie dalam bukunya Jejak Pemikiran B.J. Habibie, serta sebuah postingan di Kaskus.

Di tengah keterpurukan negeri ibu pertiwi, pesimisme kental di benak putra-putri bangsa, aset-aset penting lepas ke tangan asing, bangsa kita jadi pengemis di istananya sendiri. Perdagangan bebas perlahan mulai menjajah negeri ini, produk-produk impor, mulai dari kendaraan, elektronik, pangan, bahkan mainan anak. Orang Indonesia kini semakin susah hidup di negerinya sendiri.


Negeri ini dulu begitu besar dan ditakuti. Borobudur itu hanya tumpukan batu, tetapi begitu megah. Kapal-kapal penisi hanya gelonggongan kayu, tapi telah membawa anak bangsa keliling dunia. Dulu kita bangsa yang besar karena karya!

Dulu negara-negara (yang sekarang besar) berguru ke kita, sebagaimana Petronas berguru ke Pertamina. Kesehatan, industri, pangan, teknologi suatu yang dapat dibanggakan dari negeri ini. Tapi sekarang ada yang hilang dari negri ini. Pendidikan dan Riset!

Pernah suatu ketika, saya berkunjung ke LIPI - PPET (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia - Pusat Penelitian Elektro dan Telekomunikasi) dalam kepentingan penyelesaian suatu proyek. Sempat terpikir, LIPI punya fasilitas laboratorium lengkap, punya pegawai yang backgroundnya sarjana-sarjana dari berbagai disiplin ilmu, tapi secara kasat mata, apa output nyata LIPI bagi ilmu pengetahuan/ riset bangsa, bahkan sempat seseorang teman, mengatakan bisa-bisa LIPI ini menjadi pemborosan negara. Tapi setelah saya  berdiskusi dengan bebrapa teman yang memiliki hubungan dengan LIPI. Ternyata pihak asing lah yang malah memanfaatkan LIPI tersebut. Asing berani investasi mahal LIPI untuk melakukan kajian/ riset terhadap suatu hal, tapi kemudian hasil kajian/ riset tersebut dibawa kembali ke negara investor. Kemudain saya sadar, hal ini wajar terjadi di negara yang budaya risetnya masih belum berkembang.

Tapi jika kita cermati lagi, lewat riset, batu kali jadi candi, kayu dan pohon jadi penisi. Lewat riset, harkat martabat bangsa ini terangkat, ekonomi terselamatkan, lapangan kerja terciptakan, kemapanan teknologi bukan lagi impian belaka! Karena lewat riset ada nilai tambah. Sumberdaya alam maupun manusia Indonesia sangat melimpah, tapi masih mentah. Butuh riset untuk membuatnya matang..

Saat ini, mahasiswa lah sebagai ujung tombak riset negara. Bukan hanya mahasiswa teknik yang melulu riset di lab, kesehatan, pangan, pertanian, humaniora, politik butuh riset. 
Meminjam istilah Pak AT Hanuranto, "Jangan jadi mahasiswa biasa-biasa saja, kuliah, praktikum, ujian. Tapi jadilah mahasiswa luarbiasa, berkaryalah! NILAI, IPK, KELULUSAN ITU HANYA UNTUK DINIKMATI DIRI SENDIRI, TAPI BERAMAL JARIAHLAH LEWAT KARYA, UNTUK KAMPUS KITA, UNTUK NEGARA KITA!!"
Saat ini dibutuhkan kesadaran bersama membangun negeri, lewat riset salah satunya. Jaya terus riset Indonesia!! Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Peduli Risetnya!!


beberapa riset putra-putri bangsa:
Student Formula Car
Indonesian Nano Satelitte Platform Initiative for Research and Education


3 komentar: