Kita saat ini terlalu rindu...
sangat-sangat rindu..
memandang romantisme "mereka" dulu..
------
21 Mei 1998..
saat "mereka" duduk bersama di atas bangku konstitusi..
memaksa segala kefeodalan segera menyelesaikan persetubuhannya..
------
Kini kita berpikir..
segala masalah rumah tangga ini bisa diselesaikan dengan turun ke jalan..
mengatas namakan sesuap nasi, lalu menari, bernyanyi, berteriak, dan bui..
------
"Mereka" selalu bilang 98 dengan istilah Menang..
mungkin kesemuan itulah yang sedang kita rindu-rindukan..
------
Seperti saat "Mereka" berlarian, memanjat, berteriak, dan menang..
tapi kini "mereka" telah terlalu nyaman dengan lonteh-lonteh barunya..
untuk segera lupa apa yang "mereka" teriakan 98 lalu..
------
Di sudut lain kota ini, 98 dan hingga sore ini..
mengatas namakan sesuap nasi..
Menang-is dan belum bisa berhenti..
------
Mungkin suatu saat kita akan menjadi "mereka"..
bersama lonteh-lonteh kita..
amnesia terhadap apa yang kita teriakkan pagi tadi..
Oke lah,
segini dulu,
terimakasih Pak Nachwan inspirasinya,
terimakasih sekre Himatel, tumpangan internetnya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar